UST. ABDUL HAKIM BIN AMIR ABDAT

Bismillahirrohmanirrohim

Sebuah pertanyaan yang sangat mendasar sekali yang ditanyakan kaum muslimin kepada para Ulama dan Imam mereka Ahlussunnah Wal Jama’ah yang berjalan di atas Manhaj Salafus Shalih. Mereka bertanya tentang sebuah gerakan dari firqah yang sesat dan menyesatkan yang muncul pertama kalinya dari India kemudian berkembang dan mempunyai pengikut yang cukup banyak dari orang-orang awam kaum muslimin yang tersebar luas di belahan bumi ini.

Firqah ini telah menyimpang jauh sekali dari ajaran Islam yang shahih yang berasarkan Al-qur’an dan As-Sunnah yang shahihah menurut pemahaman para Shahabat, Tabi’in dan taabi’ut Taabi’in. penyimpangan mereka meliputi Aqidah, Ibadah, Adab dan Akhlak dan lain-lain. Sedangkan inti dari penyimpangan mereka ialah bahwa mereka telah menyelisihi dan menyalahi apa yang diyakini dan amalkan dan dida’wahkan oleh Rasullah saw. Bersama para shahabat beliau.

Jama’ah Tabligh berjalan diatas manhaj ahli bid’ah maturidiyyah dan suffiyah dengan berbagai macam tarekatnya yang telah dipenuhi oleh berbagai macam kesyirikan, bid’ah, khurafat dan kepura-puraan bersama kebencian yang dalam terhadap Ulama dan Imam Ahlussunnah Wal jama’ah.

JAMA’AH TABLIGH

Jama’ah Tabligh termasuk Ahlul Bid’ah dan firqah sesat yang menyesatkan dari firqah-firqah shufiyyah. Firqah tabligh ini terbit dari India yang didirikan oleh seorang shufi tulen bernama Muhammad Ilyas. Kemudian firqah sesat ini mulai mengembangkan ajarannya dan masuk ke negeri-negeri Islam seperti Indonesia dan Malaysia dan lain-lain. 

Jama’ah Tabligh ini di bina atas dasar kejahilan diatas kejahilan yang dalam dan merata yang diawali oleh pendirinya, pengganti-penggantinya, amir-amirnya, tokoh-tokohnya, syaikh-syaikhnya, murid-muridnya, istimewa pengikut-pengikutnya dari orang-orang awam. Kejahilan mereka terhadap Islam, mereka hanya melihat Islam dari satu bagian dan tidak secara keseluruhan sebagaimana yang Allah perintahkan,”Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam (ajaran) Islam secara kaffah (keseluruhan).”{QS.Al-Baqarah : 208}

Kerusakan Aqidah mereka yang dipenuhi dengan kesyirikan yang berdiri diatas Manhaj Sufiyyah.Ibadah mereka yang dipenuhi dengan bid’ah yang sangat jauh dari Sunnah. Akhlak dan adab mereka yang dibuat-buat angat jauh dari akhlak Nabi Shallahu ‘alaihi wa sallam dan para shahabat. Mereka sangat fakir dan miskin dari ilmu karena mereka sangat menjauhi ilmu. Kebencian dan kedengkian mereka yang sangat dalam kepada imam-imam Ahlus sunnah Wal jama’ah seperti Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, Ibnul Qayyim, Muhammad bin Abdul Wahab dan lain-lain. 

Bahkan salah seorang amir dari Jama’ah Tabligh ini pernah berkata dengan sangat marah sekali,” Kalau seandainya aku mempunyai kekuatan sedikit saja, pasti akan aku bakar kitab-kitab Ibnu Taimiyyah dan Ibnul Qayyim dan Ibnu Abdul Wahab. Dan aku tidak akan tinggalkan sedikitpun juga dari kitab-kitab mereka yang ada di permukaan bumi ini,” (Dari Kitab Al Qaulul Baligh fit Tahdzir min Jama’atit Tabligh hal. 44-45 oleh Syaikh Hamud bin Abdullah bin Hamud At-Tuwaijiriy). Alangkah besarnya kebencian dan permusuhan mereka terhadap pembela-pembela sunnah.

BID’AH-BID’AH JAMA’AH TABLIGH

Diantara bid’ah-bid’ah Jama’ah Tabligh ialah “ Ushul Sittah” (dasar yang enam) yaitu :

Pertama : Kalimat Thayyibah

Yaitu dua kalimat syahadat, yang mereka maksud hanya terbatas pada Tauhid Rububiyyah yaitu mengesahkan Allah di dalam penciptaan-Nya, kekuasaan-Nya, pengaturan-Nya dan lain-lain yang masuk ke dalam Tauhid Rububiyyah.

Tauhid inilah yang mereka amalkan dan menjadi dasar didalam dakwah mereka. Adapun Tauhid Uluhiyyah atau Tauhid Ubudiyyah (mngesahkan Allah didalam beribadah kepada-Nya) dan Tauhid Asma Wa Sifat (mengesakan Allah didalam nama dan sifatnya tanpa ta’wil) tidak ada pada mereka baik secara ilmu maupun amal dan dakwah. Oleh karena itu mereka membatasi berhala, istimewa pada zaman ini, hanya lima macam berhala yaitu :

 Berusaha mencari rizki dengan menjalani sebab-sebabnya seperti berdagang atau membuka took dan lain-lain dari jalan yang halal.

 Inilah yang dikatakan berhala oleh Jama’ah Tabligh, karena dia akan melalaikan manusia dari kewajiban agama kecuali kalau mereka Khuruj (keluar dijalan Allah Menurut istilah Firqah Tabligh) bersama Jama’ah Tabligh!?

 Berhala yang kedua yaitu : Keluarga dan Teman

 Karena mereka ini pun melalaikan manusia dari menegakkan kewajiban kecuali kalau mereka Khuruh bersama Jama’ah Tabligh.

 Berhala yang ketiga yaitu : Nafsu Ummarah Bissu’u (nafsu yang memerintahkan berbuat kejahatan.

 Karena menurut mereka nafsu ummaarah ini menghalangi manusia dari berbuat kebaikan dan dari jalan Allah seperti Khuruj bersama Jama’ah Tabligh.

 Berhala yang keempat yaitu Hawa Nafsu

 Karena menurut Jama’ah Tabligh hawa nafsu ini akan menghalangi manusia dari kebaikan seperti Khuruj bersama mereka.

 Berhala yang kelima yaitu : Syaithan.

 Yang terakhir ini menurut Jama’ah TAbligh sangat besar menghalangi manusia dari kebaikan seperti Khuruj bersama Jama’ah Tabligh.

Kedua : Shalat Lima Waktu, shalat jum’at, shalat jama’ah di masjid, shalat yang khusu’, Shalat pada shaf yang pertama, memperbanyak shalat-shalat sunnat dan lain-lain.

Yang pada hakikatnya amal-amal di atas diwajibkan dan sangat disukai di dalam. Akan tetapi Jama’ah Tabligh telah melalaikan beberapa kewajiban untuk menegakkan amal-amal di atas di antaranya :

1. Ilmu

Mereka beramal dengan kebodohan tanpa ilmu kecuali Ilmu Fadhaa-il Amal (Keutamaan-utamaan amal)

2. Mengikuti Sunnah

Mereka meninggalkan mengikuti Sunnah Nabi saw. Dengan berpegang kepada bid’ah, taqlid dan ta’ashushub madzhabiyyah.

3. Melalaikan mempelajari rukun-rukun, kewajiban-kewajiban dan hukum-hukum dari amal-amal diatas.

Oleh karena itu kita lihat mereka tidak mengerti cara shalat Rasullah saw. Adapun masjid, maka mereka mengajak ke masjid-masjid tempat mereka berkumpul.

Ketiga: Ilmu

Yang mereka maksudkan dengan ilmu ialah :

1. Ilmu Fadhaa-il

Ilmu tentang mempelajari keutamaan-keutamaan amal menurut mereka. Adapun ilmu tauhid dan ahkaam (hukum-hukum) dan masalah fiqhiyyah (fiqih) dan ilmu berdasarkan dalil-dalil Al-Kitab dan Sunnah, mereka sangat jauh sekali dan melarangnya bahkan memeranginya.

2. Ilmu tentang rukun iman dan islam

Akan tetapi mereka memelajarinya atas dasar tarekat-tarekat shufiyyah, khurafat-khurafat, hikayat-hikayat yang batil dan ta’ashub madzhabiyyah.

Keempat : Memuliakan atau menghormati kaum muslimin.

Menurut Jama’ah Tabligh setiap orang yang mengucapkan dua kalimat syahadat, maka wajib bagi kita memuliakan dan menghormatinya meskipun orang tersebut telah mengerjakan sebesar-besar dosa besar seperti Syirik. Menurut mereka : Kami tidak membenci pelaku maksiat akan tetapi yang kami benci adalah maksiatnya.

Di dalam dasar yang keempat ini mereka sangat berlebihan menghormati atau memuliakan kaum muslimin dengan meninggalkan nahi mungkar dan nasehat dan dengan cara yang dibuat-buat. 

Kelima : Mengikhlaskan Niat

Mengikhlaskan niat agar supaya jauh dari riya’ dan sum’ah (memperdengarkan amal kebaikan). Akan tetapi mereka meninggalkan Sunnah dan mengikuti cara-cara ikhlas di dalam tashawwuf.

Keenam : Khuruj

Menurut Jama’ah Tabligh makna Khuruj keluar di jalan Allah berda’wah yang merupakan jihad yang paling besar. Mereka membatasi dakwah hanya dengan Khuruj berjama’ah bersama mereka selama tiga hari dan seterusnya. Khuruj ini mempunyai kedudukan dan keutamaan yang besar di dalam bid’ah mereka melebihi shalat, sedekah, puasa dan haji dan lain-lain.

Aqidah dan amalan khuruj ini berasal dari mimpinya pendiri Jama’ah Tabligh yaitu Muhammad Ilyas. Dia bermimpi menafsirkan Al-qur’an surat Al-Imran ayat 110 :
 
ﻜﻨﺘﻡﺨﻴﺭﺃﻤﺔ ﺃﺨﺭﺠﺕ ﻟﻠﻨﺎﺱ ﺘﺄﻤﺭﻭﻥ ﺒﺎﻟﻤﻌﺭﻭﻑ ﻭﺘﻨﻬﻭﻥﻋﻥﺍﻟﻤﻨﻜﺭﻭﺘﺅﻤﻨﻭﻥ ﺒﺎﷲ

“ Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah {QS. Al-Imran : 110}

Berkata Muhammad Ilyas di dalam mimpinya itu ada yang mengatakan kepadanya tentang ayat diatas : “Sesungguhnya engkau (diperintah) untuk keluar kepada manusia seperti para Nabi”.

Tidak syak lagi bagi ahli ilmu bahwa tafsir Muhammad Ilyas atas jalan mimpi mengikuti cara-cara shufiyyah adalah tafsir yang sangat bathil dan rusak. Tafsir syaithaniyyah yang mewahyukan kepada Muhammad Ilyas yang akibatnya timbul bid’ah Khuruj yang menyelisihi manhaj para shahabat. Terang-terangan atau tersembunyi tafsir Muhammad Ilyas ini menunjukkan bahwa dia mendapat wahyu dan diperintah oleh Allah seperti perintah Allah kepada NAbi dan rasul. Yang pada hakikatnya syaithanlah yang mewahyukan kepada dia dan kaum shufi yang lainnya demi membuat bid’ah besar.

Bid’ahnya Jama’ah Tabligh adalah mereka bermanhaj dengan manhaj shufi di dalam aqidah, dakwah, ibadah, akhlak dab adab dan lain-lain. Baik perorangnya, amir-amirnya dan guru-gurunya.

Bid’ahnya Jama’ah Tabligh, amir dan sebagian guru –guru mereka dibai’at atas empat : Naqsabandiyah, Qaadariyyah, Jistiyyah, dan Sahruwriyyah. Demikianlah amir tertinggi mereka membai’at pengikutnya atas dasar empat tarekat diatas. Mereka sangat berpegang dan memuliakan kitab mereka Tablighi Nishaab {kitab ini juga dinamakan dengan Kitab Fadhaa-il A’mal}, oleh Muhammad Zakaria Kandahlawiy secara manhaj maupun da’wah. Kitab Tablighi ini dipenuhi dengan berbagai macam bid’ah, syirik, tashawwuf, khurafat, hadist-hadist dha’if dan maudhu’. Di antara bid’ah syirkiyyat yang terdapat dalam kitab ini ialah memohon syafa’at kepada Nabi Muhammad saw. Dan beliau belum pernah mengeluarkan tangannya dari kubur beliau untuk menyalami Ahmad Ar-Rifaa’I (ketua shufi dari tarekat Ar-rifaa’iyyah).

Demikian juga dengan Kitab Hayaatush Shahabah oleh Muhammad Yusuf Kandahlawiy, kitab inipun dipenuhi dengan khurafat-khurafat dan cerita-cerita bohong serta hadist-hadist dha’if dan maudhu’. Kedua kitab diatas yang sangat diagungkan dan dimuliakan oleh Jama’ah Tabligh adalah masuk ke dalam kitab-kitab bid’ah dan syirik serta sesat.

Bid’ahnya Jama’ah Tabligh, bahwa mereka telah membatasi Islam pada sebagian ibadah. Yang sebagian ini pun mereka penuhi dan mencampur adukkan dengan berbagai macam bid’ah dan syirkiyyat. Mereka berpaling dari syari’at-syari’at Islam yang lain seperti tauhid, hukum dan jihad dan lain-lain. Mereka meninggalkan ilmu dan ahli ilmu. Mereka memperingati pengikut-pengikut merka dari menunutut ilmu dan duduk di majlis para Ulama kecuali orang yang mendukung mereka. Dengan demikian meratalah dan tersebarlah kejahilan yang dalam di antara mereka dan hilangnya ilmu dari mereka. Oleh karena itu menjadi timbangan mereka di dalam memutuskan segala urusan ialah dengan jalan Istihsan (menganggap bai sesuatu perbuatan tanpa dalil), perasaan, mimpi-mimpi dan karamah-karamah (yang pada hakikatnya wahyu dan bantuan dari syaithan).

Diantara bid’ah besar Jama’ah Tabligh ialah bahwa mereka selalu berdalil dengan hadist-hadist dha’if, sangat dha’if, maudhu’/palsu dan hadist-hadist yang tidak ada asal-usulnya sama sekali (Laa Ashlaa Lahu). Dan diantara Bid’ah Jamaah Tabligh ialah bahwa mereka telah membuat keomok (firqah) yang menyendiri dan memisahkan diri dari kaum muslimin. Mereka tidak mengajak kaum muslimin kecuali kepada firqah-nya baik secara manhaj, ilmu dan da’wah. Adanya imam tertinggi dan amir-amir dan bai’at yang ditegakkan di dalam firqah tabligh ini. Mereka mengajak kaum muslimin ke masjid-masjid dan markas-markas mereka untuk ijtima’ (berkumpul) umumnya sepekan sekali. 

Diantara bid’ah besar Jama’ah Tabligh ialah berkumpulnya ratusan ribu jama’ah di Bangladesh pada setiap tahunnya. Di dalam ijtima’ bid’iyyah ini keluarlah berbagai macam bid’ah I’tiqad dan amaliyyah yang begitu banyak dikerjakan oleh Jama’ah Tabligh. Sehingga sebagian dari mereka mengatakan berkumpulnya mereka di Dakka ibukota Bangladesh pada setiap tahunnya lebih utama dari berkumpulnya Jama’ah haji di Makkah. Mereka menyakini bahwa berdo’a pada akhir ijtima’ di atas mustajab. mereka menyakini bahwa akad nikah pada hari itu diberkati. Oleh karena itu sebagian dari mereka mengundurkan akad nikahnya sampai hari ijtima’ tahunan di Bangladesh untuk memperoleh berkahnya.

Wallahu'alam

Sumber : Sudahkah Anda Mengenal Jama’ah Tabligh ?, Penulis : Ust. Abdul Hakim Bin Amir Abdat. Penerbit, Darul Qolam Jakarta

Related Posts by Categories



Dapatkan artikel terbaru dengan memasukkan alamat email, anda akan menerima kiriman artikel langsung ke inbox: :

Delivered by FeedBurner

2 komentar

  1. Anonim // 26 Agustus 2014 pukul 14.28  

    panjang amat pembahasannya sampe capek bacanya...dan susah pahamnya

  2. Anonim // 26 Juni 2016 pukul 02.57  

    Ulama usil

Posting Komentar